Tips Beli Laptop Anti Rungkad


Pertama kali aku berkenalan dengan komputer itu waktu aku duduk di bangku SMA --sekarang bukan SMA lagi namanya. Jaman komputer yang cuma bisa buat ngetik di DOS dan itu sudah bikin jantung kayak mau lepas saking bangganya. Bentuknya kotak banget mirip amplifier dengan layar monitor yang berkedip-kedip.

            Aku ingat sekitar tahun 1990-an, komputer masih jadul banget, belum ada pentiumnya. Sedangkan laptop mulai banyak yang pakai sekitar tahun 2010. Ketertarikanku pada keduanya, baik komputer maupun laptop membuat aku senang membongkar (tentu memasangkannya kembali setelahnya hehe …) berbagai merk yang ada saat itu. Apalagi aku pernah bekerja di salah satu perusahaan service center yang mengharuskan aku bisa memperbaiki berbagai permasalahan hardware komputer dan laptop. Sehingga aku harus senantiasa memahami kinerja setiap bagian dari hal paling sederhana hingga yang menyangkut mati hidupnya perangkat berotak sepuluh manusia itu.

            Aku mau membahas beberapa karakteristik laptop dari tahun ke tahun yang aku rangkum berdasarkan pengalaman pribadiku, ya. Sebenarnya jika aku mempunyai modal besar, sepertinya aku sudah bisa membuat laptop dengan kapasitas dan performance yang lebih baik dibandingkan dengan yang di jual di pasaran. Bukannya sombong, tapi aku pernah memikirkannya sedemikian rupa meskipun akhirnya itu masih menjadi impian yang belum terwujud saja.

Era tahun 2010-an, karakteristik laptop middle level:

1. Kokoh secara fisik

2. perancangan hardware juga bisa dibilang terbaik di era itu.

Hal itu dilihat dari segi:

§  Pembagian proporsi chipset north bridge dan south bridge yang terpisah untuk menangani tugas masing-masing, rata-rata ketahanan chipset awet.

§  Tidak terlalu dipaksakan untuk onboard pada part-part yang seyogyanya bisa dilepas atau dipasang. Misalnya, processor, RAM, harddisk yang lebih memberikan ruang pada pemilik laptop untuk upgrade atau replace part yang rusak.

§  Tidak ada tombol power yang dibuat menyatu dengan keyboard, mempermudah perbaikan kalau ada masalah di tombol power, sehingga tidak harus mengganti keyboard.

           

Pada era taun 2020-an, karakteristik laptop rata-rata:

1.      Mengutamakan desain stylish (slim, bentuk luar elegan, dan lain-lain). 

2.     Mulai diproduksi mainboard dengan komposisi "Single-Chip" di mana south-bridge & north-bridge disatukan, ongkos produksi dipangkas (Tahun 2020-an ada krisis kelangkaan semikonduktor atau bahan baku chipset), tapi daya tahan chipset menurun. Jika chipset rusak, lebih sulit untuk diperbaiki.

3.     Tipe-tipe tertentu selalu mengalami kerusakan pada bagian casing yang berhubungan dengan engsel, perancangan tipe itu (menurutku) sangat mengecewakan. Kok pabrik seterkenal itu, engineer-nya bisa dibuat seolah-olah jadi bodoh (atau sengaja, biar laptop cepat rusak, orang-orang lebih cepat beli laptop baru? Engineered to fail, for survival of the companies? sedikit video berikut membahas tentang itu)

https://www.youtube.com/watch?v=bNgYZRLbFWI

                        https://www.youtube.com/watch?v=zb7Bs98KmnY

4.      Tombol power mulai dibuat menyatu dengan keyboard. Apabila keyboard rusak, ada kemungkinan laptop enggak bisa dinyalakan. Begitu pula sebaliknya, jika tombol power rusak, maka harus ganti keyboard. Lagi-lagi apakah ini engineered to fail?

5.      Processor hampir selalu dibuat menyatu dengan mainboard, sehingga jika terjadi kerusakan maka tidak semudah dulu untuk ganti processor.

6.      Tipe-tipe tertentu mulai memproduksi mainboard dengan RAM onboard. Bahkan akhir-akhir ini terdapat tipe storage yang onboard juga. Tipe storage nya eMMC merupakan storage dengan karakteristik mirip ssd. Umurnya relatif lebih pendek dari harddisk, jika sudah lewat usianya, maka otomatis akan rusak, sehingga laptop tidak bisa diinstal. Bila tidak ada slot ssd/hdd, maka tidak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan laptop itu (baca: laptop dibuang ke tempat sampah). Ada juga tipe RAM onboard, tapi tidak ada slot RAM, sehingga tidak mungkin bisa upgrade atau tambah RAM.

          Di luar pembahasan mengenai era taun, intel & amd (produsen processor) seringkali saat merilis jenis processor baru, juga akan menyertakan processor kelas dua dari rilisan baru itu. Misalnya, kelas duanya Intel adalah Celeron. Sedangkan kelas duanya AMD namanya tidak tetap alias berubah-ubah, sebut saja AMD E1, AMD E2. Hal itu dibuat untuk memangkas budget dan harga jual supaya lebih murah dengan kompensasi kecepatan yang lumayan jauh di bawah kelas utamanya.

Ini sedikit tips buat cek gimana sih isi laptop yang mau dibeli itu, upgradeable kah? Onboard apa aja?

  • ·        Cari tau tipe lengkap laptop itu, kalo misalnya beli ke toko, penjual wajib dong kasih info tipe lengkapnya. Contoh nih.. Laptop Lenovo à belum lengkap. Lenovo Yoga à belum lengkap. Lenovo Yoga 330 à masih belum lengkap. Lenovo Yoga 330-11IGM à nah ini baru lengkap, dan bisa dipakai buat langkah selanjutnya.

  • ·         Seharusnya sih penjual kasih info yg benar & lengkap ya, tapi ga ada salahnya cari info mandiri. Googling. Pakai kata kunci “Tipe lengkap laptop + specifications”, misalnya :
    “Lenovo Yoga 330-11IGM specifications”
    Bakalan muncul tuh info2 nya. Pilih 1 atau beberapa sumber, klik, baca dan pelajari isinya, jadi bisa banget tau onboard nya apa aja, storage nya harddisk, ssd, atau eMMC (hindari).

  • ·         Lagi-lagi googling, pakai kata kunci “Tipe lengkap laptop + tambah ram” atau “Tipe lengkap laptop + upgrade ssd” dan sejenisnya. Misalnya “Lenovo Yoga 330-11IGM tambah RAM” Ini buat memastikan apa tipe laptop ini bisa di upgrade RAM atau SSD nya.

            Udah itu aja, 3 langkah aja buat bantu minimal tau kalo laptop yang mau dibeli nantinya bakal kayak gimana. Nah, kalo udah tau ada lubang, nyemplung juga, ya jangan salahkan bunda mengandung, sayang….

            Menurutku pembeli paling sial adalah yang ‘terperosok’ membeli laptop dengan desain stylish, slim, processor Celeron/AMD E2, RAM onboard, dan tidak ada slot RAM.

        Pembeli akan mengalami masalah saat menjalankan laptopnya. Lambat enggak ketulungan, jika untuk menjalankan aplikasi di dalam Win10, enggak bisa di-upgrade! Apalagi kalau ditambah storage onboard (eMMC), dan tidak ada slot storage tambahan. Mungkin marketing dan pemilik perusahaan itu akan tertawa terbahak-bahak karena berhasil menjalankan strateginya. Namun, aku yang ingin membantu pembeli untuk mengatasi masalah laptop yang sekarat itu hanya bisa menangis di dalam hati.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak